Rabu, 11 Mei 2016

TULISAN3_SS_AHDE_MEA

Keuntungan beserta Resiko Adanya Masyarakat Ekonomi Asean

Apa itu MEA?
MEA merupakan singkatan dari Masyarakat Ekonomi ASEAN yang memiliki pola mengintegrasikan ekonomu ASEAN dengan cara membentuk sistem perdagangan bebas atau free trade antara negara-negara anggota ASEAN. Para anggota ASEAN termasuk Indonesia telah menyepakati suatu perjanjian Masyarakat Ekonomi ASEAN tersebut.
MEA adalah istilah yang hadir dalam indonesia tapi pada dasarnya MEA itu sama saja dengan AEC atau ASEAN ECONOMIC COMMUNITY.

Adapun ciri-ciri utama MEA
– Kawasan ekonomi yang sangat kompetitif.
– Memiliki wilayah pembangunan ekonomi yang merata.
– Daerah-daerah akan terintegrasi secara penuh dalam ekonomi global
– Basis dan pasar produksi tunggal.

MEA akan mulai membentuk ASEAN menjadi pasar dan basis dari produksi tunggal yang dapat membuat ASEAN terlihat dinamis dan dapat bersaing dengan adanya mekanisme dan langkah-langkah dalam memperkuat pelaksanaan baru yang berinisiatif ekonomi; mempercepat perpaduan regional yang ada disektor-sektor prioritas; memberikan fasilitas terhadap gerakan bisnis, tenaga kerja memiliki bakat dan terampil; dapat memperkuat kelembagaan mekanisme di ASEAn. Menjadi langkah awal dalam mewujudkan MEA atau MAsyarakat Ekonomi ASEAN.

Adapun bentuk kerjasamanya ialah
– Pengembangan pada sumber daya manusia dan adanya peningkatan kapasitas
– Pengakuan terkait kualifikasi profesional
– Konsultasi yang lebih dekat terhadap kebijakan makro keuangan dan ekonomi.
– Memilik langkah-langkah dalam pembiayaan perdagangan.
– Meningkatkan infrastruktur.
– melakukan pengembangan pada transaksi elektronik lewat e-ASEAN.
– Memperpadukan segala industri yang ada diseluruh wilayah untuk dapat mempromosikan sumber daerah.
– meningkatkan peran dari sektor swasta untuk dapat membangun MEA atau Masyarakat Ekonomi ASEAN.

SUMBER
pengertian.website/pengertian-mea-dan-ciri-ciri-masyarakat-ekonomi-asean/# (6 MEI 2016)

crmsindonesia. org/knowledge/crms-articles/peluang-tantangan-dan-risiko-bagi-indonesia-dengan-adanya-masyarakat-ekonomi (6 Mei 2016)


ANALISIS
Bagi Negara kita Negara Indonesia ada hal yang menguntungkan karena ada nya MEA yaitu meluas nya lapangan pekerjaan atau tersedianya lapangan pekerjaan bagi usia produktif di Indonesia, bekerja di luar negeri selingkup asia menjadi lebih mudah dan lebih bebas, selain untuk para pekerja yaitu wirausaha atau pengusaha yang mempunyai perusahaan atau pun usaha sendiri dapat dengan mudah memilih sesuai kriteria yang diinginkan karena banyak nya pilihan pelamar kerja, tidak hanya dari dalam negeri namun meluas menjadi luar negeri.

Namun dengan mudah nya mencari para pekerja itu menjadi resiko tersendiri bagi Indonesia karena persaingan semakin ketat, maka dari itu harus ditingkatkan lagi dalam pendidikan, kemampuan, daya saing yg lebih tinggi agar mampu bersaing dengan pekerja seluruh asia seperti singapore, thailand, malaysia, dll.
Indonesia juga memiliki SDA yang melimpah ruah, resiko terjadi nya ekploitasi oleh negara asing cukup besar, hal itu akan merugikan Indonesia karena dapat merusak ekosistem, Indonesia harus memiliki upaya agar resiko ekploitasi ini tidak terjadi.


Jumat, 06 Mei 2016

TUGAS3_SS_AHDE_MAYDAY

Hari Buruh (Mayday)


Sejarah May Day, Merunut Perjuangan Awal Buruh
Anggi Kusumadewi
Selasa, 30 April 2013, 12:12 WIB

VIVAnews – Buruh di seantero dunia, termasuk Indonesia, akan turun ke jalan Rabu esok, 1 Mei 2013, untuk memperingati Hari Buruh yang dikenal luas dengan sebutan May Day. Ribuan buruh Jabodetabek pun akan menggelar aksi unjuk rasa di beberapa lokasi di Jakarta, terutama pusat-pusat pemerintahan seperti Istana Negara, gedung DPR RI, dan Bundaran HI yang menjadi ikon di pusat kota Jakarta.

Para buruh itu sudah mempersiapkan ratusan bendera dan poster berisi tuntutan mereka kepada pemerintah. Tahun ini para buruh menyusun 9 tuntutan kepada pemerintah RI, yaitu penghapusan sistem outsourcing (tenaga alih daya), revisi Kebutuhan Hidup Layak (KHL) menjadi 80 poin, penolakan penangguhan kenaikan Upah Minimum Regional (UMR), penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), penghentian pemberangusan serikat pekerja, penolakan potongan gaji untuk iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), pengadaan rumah layak huni untuk buruh, pengadaan beasiswa untuk buruh, dan penetapan 1 Mei menjadi hari libur nasional.
Itulah kesembilan tuntutan buruh Indonesia yang akan digaungkan saat May Day esok. May Day sendiri adalah sejarah panjang perjuangan kelas pekerja dunia yang dimulai pada awal abad 19, seiring dengan perkembangan kapitalisme industri di Amerika Serikat dan negara-negara Eropa Barat.

Kerja 20 Jam Sehari
Akar sejarah May Day mungkin dimulai pada tahun 1806, ketika terjadi pemogokan pekerja di AS yang pertama kalinya. Ketika itu pekerja Cordwainers, perusahaan pembuat sepatu, melakukan mogok kerja. Namun para pengorganisir aksi mogok kerja itu dibawa ke pengadilan untuk diproses hukum.
Dalam pengadilan itu, terungkap fakta pekerja di era itu benar-benar diperas keringatnya. Mereka harus bekerja 19-20 jam per harinya. Padahal sehari hanya 24 jam. Artinya para pekerja itu hanya bisa beristirahat 4 jam dalam sehari, dan mereka tidak punya kehidupan lain di luar bekerja untuk perusahaan yang membayar mereka.
Maka kelas pekerja Amerika Serikat pada masa itu kemudian memiliki agenda perjuangan bersama, yaitu menuntut pengurangan jam kerja. Peter McGuire, seorang pekerja asal New Jersey, punya peran penting dalam mengorganisir perjuangan ini. Pada tahun 1872, ia dan 100 ribu pekerja lainnya melakukan aksi mogok kerja untuk menuntut pengurangan jam kerja. McGuire menghimpun kekuatan para pekerja dan pengangguran, serta melobi pemerintah kota untuk menyediakan pekerjaan dan uang lembur bagi pekerja.
Tahun 1881, McGuire pindah ke Missouri dan mulai mengorganisir para tukang kayu. Hasilnya, di Chicago berdiri persatuan tukang kayu dengan McGuire sebagai sekretaris umumnya. Inilah cikal bakal serikat pekerja. Ide membentuk serikat pekerja ini kemudian menyebar dengan cepat ke seantero AS. Serikat-serikat pekerja lain didirikan di berbagai kota.
Tanggal 5 September 1882, digelarlah parade Hari Buruh pertama di kota New York dengan 20 ribu peserta. Mereka membawa spanduk yang berisi tuntutan mereka: 8 jam bekerja, 8 jam istirahat, dan 8 jam rekreasi. Itulah 24 jam kehidupan ideal dalam sehari yang diinginkan kelas pekerja Amerika Serikat.
Tuntutan pengurangan jam kerja itu pada akhirnya menjadi perjuangan kelas pekerja dunia. Kongres internasional pertama mereka dilangsungkan di Jenewa, Swiss, pada tahun 1886, dan dihadiri organisasi pekerja dari berbagai negara. Kongres buruh internasional ini menetapkan tuntutan pengurangan jam kerja menjadi 8 jam sehari sebagai perjuangan resmi buruh sedunia.
Tanggal 1 Mei ditetapkan menjadi hari perjuangan kelas pekerja sedunia. Satu Mei dipilih karena mereka terinspirasi kesuksesan aksi buruh di Kanada pada tahun 1872. Ketika itu buruh Kanada menuntut 8 jam kerja seperti buruh di AS, dan mereka berhasil. Delapan jam kerja di Kanada resmi diberlakukan mulai tanggal 1 Mei 1886.

Tragedi Haymarket
Kontras dengan kesuksesan rekan mereka di Kanada, buruh Amerika Serikat justru harus mengalami kenyataan pahit ditembaki oleh polisi mereka. Tanggal 1 Mei 1886, bersamaan dengan mulai berlakunya 8 jam kerja di Kanada, sekitar 400 ribu buruh di AS menggelar demonstrasi besar-besaran untuk menuntut pengurangan jam kerja. Aksi ini berlangsung selama empat hari sampat tanggal 4 Mei 1886.
Tak disangka, pada hari terakhir itu, 4 Mei 1886, polisi AS menembaki para demonstran buruh itu hingga ratusan orang tewas. Pemimpin buruh itu juga ditangkap dan dihukum mati. Peristiwa ini dikenal dengan tragedi Haymarket karena terjadi di bundaran Lapangan Haymarket.
Sebagai penghormatan terhadap para martir atau buruh yang tewas dalam aksi demonstrasi itu, Kongres Sosialis Dunia yang digelar di Paris pada Juli 1889 menetapkan tanggal 1 Mei sebagai Hari Buruh Sedunia (May Day). Hal ini memperkuat keputusan Kongres Buruh Internasional yang berlangsung di Jenewa tahun 1886.


SUMBER
m.news.viva.co.id/news/read/409121-sejarah-may-day-merunut-perjuangan-awal-buruh (4 may 2016)

ANALISIS
1 mei menjadi Hari libur nasional di Indonesia, yang ada dalam keputusan presiden no. 24 tahun 2013. Keputusan presiden ini wujud apresiasi pemerintah kepada para buruh di Indonesia.
tanggal 1 mei ini akan dapat dimanfaatkan oleh semua para buruh agar dapat berlibur, rekreasi bersama keluarga nya atau bahkan untuk sekedar beristirahat dari rutinitas pekerjaan. Namun sering terjadi pula hari buruh dilakukan dengan demontrasi untuk menuntut hal-hal yang ingin disampaikan oleh para buruh. sering dilakukan sebagai ajang peluapan emosi terhadap pekerjaan nya.

Padahal akan lebih baik jika mayday dinikmati oleh semua buruh agar beristirahat atau menikmati hari libur nya yang sesaat, karena mengeluarkan apresiasi bisa dilakukan kapan saja kepada pemerintah tidak harus pada saat mayday, tidak harus melakukan demo atau pemogokan kerja.
Kita dapat melakukan hal hal yang lebih positif dan produktif.
kementrian ketenagakerjaan membuka selebar-lebarnya aspirasi dari perwakilan buruh untuk menyalurkan segala keluh kesah atau aspirasi dari masyarakat. Tidak adanya perlakuan anarkis terhadap pemerintah akan jauh lebih baik, agar semua dapat menikmati hari buruh secara damai dan menjadikan hari yang istimewa setiap satu tahun sekali.