PERILAKU ETIKA DALAM BISNIS
A. PENGERTIAN ETIKA BISNIS
Etika bisnis adalah suatu rangkaian prinsip yang harus dilakukan saat menjalankan bisnis. Prinsip bisnis yang baik menurut perusahaan yaitu bisnis yang beretika, maksudnya yaitu bisnis yang kinerjanya baik dengan mentaati etika serta peraturan dan hukum yang berlaku. Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya pasti tujuan utamanya adalah untuk memperoleh keuntungan. Dalam usaha memperoleh keuntungan ini kadang karyawan sampai lupa batasan-batasan yang harus mereka lakukan, sehingga mereka terjerumus kearah yang menyimpang demi mendapatkan sebuah keuntungan yang besar. Namun jika disadari, keuntungan yang besar yang didapatkan dengan cara menyimpang nantinya akan menimbulkan banyak resiko untuk perusahaan itu sendiri, misalnya resiko kebangkrutan kedepannya. Maka dari itu diperlukannya menaati etika bisnis dalam menjalankan sebuah usaha.
Etika bisnis yang wajib dimiliki oleh pebisnis unggul dan yang ingin sukses dalam usahanya dapat menerapkan etika bisnis sebagai berikut:
a. Jujur dan tidak berbohong
b. Bersikap dewasa dan tidak kekanak-kanakan
c. Lapang dada dalam cara berkomunikasi
d. Menggunakan panggilan atau sebutan nama orang dengan baik
e. Menggunakan pesan bahasa efektif dan efesien
f. Tidak mudah emosi ataupun emosional
g. Berinisiatif sebagai pebisnis pembuka dialog
h. Berbahasa yang baik, ramah, dan sopan
i. Menggunakan pakaian yang pantas dan menyesuaikan keadaan
j. Bertingkah laku yang baik.
B. PERILAKU ETIKA BISNIS.
1. Budaya Organisasi
Budaya organisasi mencakup sikap manajemen terhadap karyawan, pemberdayaan yang diberikan terhadap karyawan. Kata-kata positif yang diucapkan manajer dapat membantu karyawan menjadi lebih produktif dan bahagia, sedangkan kata-kata negatif dapat menyebabkan ketidakpuasan karyawan, absen, dan bahkan perbuatan menyimpang lainnya.
2. Ekonomi Lokal
Jika karyawan mendapatkan pekerjaan yang banyak dan pendapatan besar maka mereka akan merasa semakin bahagia sehingga semakin meningkatkan kinerja mereka, sedangkan jika tingkat pengangguran meningkat maka akan timbul rasa kecemasan dalam diri karyawan sehingga dapat mengganggu kualitas kinerja mereka bahkan sampai penyimpangan penilaian
3. Reputasi Perusahaan dalam Komunitas
Jika sebuah perusahaan dipandang berospek bagus dengan menghasilkan goodwill yang banyak maka perilaku karyawan akan seperti itu karena mereka menjadi harapan pemasok dan pelanggannya. Sedangkan perusahaan yang dinilai melakukan kecurangan, kemungkinan perilaku karyawannya dianggap seperti itu juga.
4. Persaingan Industri
Dalam industri yang stabil dimana menarik pelanggan baru tidak masalah, karyawan tidak termotivasi untuk meletakan etika internal mereka menyisihkan untuk mengejar uang.
C. PRINSIP-PRINSIP ETIKA BISNIS
a. Prinsip Otonomi
Prinsip otonomi yaitu kemampuan orang mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadaran tentang apa yang baik untuk dilakukan dan bertanggung jawab secara moral atas keputusan yang diambil.
b. Prinsip Kejujuran
Bisnis tidak akan bertahanlama apabila tidak berlandaskan kejujuran karena kejujuran merupakan kunci keberhasilan suatu bisnis. Misal, kejujuran dalam pelaksanaan kontrak, kejujuran terhadap konsumen dan kejujuran dalam hubungan kerja dan lain-lain.
c. Prinsip Keadilan
Bahwa tiap orang dalam berbisnis harus mendapat perlakuan yang sesuai dengan haknya masing-masing, artinya tidak ada yang boleh dirugikan haknya.
d. Prinsip Saling Menguntungkan
Agar semua pihak berusaha untuk saling menguntungkan, demikian pula untuk berbisnis yang kompetitif
e. Prinsip Integritas Moral
Prinsip ini merupakan dasar dalam berbisnis dimana para pelaku bisnis dalam menjalankan usaha bisnis mereka harus menjaga nama baik perusahaan agar tetap dipercaya dan merupakan perusahaan terbaik.
D. MASALAH ETIKA DALAM BISNIS
Masalah etika dalam bisnis dapat diklasifikasikan kedalam lima kategori yaitu suap(bribery), paksaan(coercion), penipuan(deception), pencurian(theft), dan diskriminasi tidak jelas(unfair discrimination) yang masing masing dapat diuraikan sebagai berikut :
· Suap (bribery)
Suap adalah tindakan berupa menawarkan, memberi, menerima atau meminta sesuatu yang berharga dengan tujuan mempengaruhi tindakan seseorang. Suap dimaksudkan untuk memanipulasi seseorang dengan membeli pengaruh. Pembelian itu dapat dilakuakan baik dengan membayarkan sejumlah uang ataupun barang.
· Paksaan (coercion)
Paksaan adalah tekanan, batasan, dorongan dengan paksa atau dengan menggunakan jabatan atau ancaman. Paksaan dapat berupa ancaman untuk menyultkan kenaikan jabatan, pemecatan, atau penolakan industri terhadap individu.
· Penipuan (deception)
Penipuan adalah tindakan memperdaya, menyesatkan yang disengaja dengan mengucapkan atau melakukan kebohongan.
· Pencurian (theft)
Pencurian adalah meupakan tindakan mengambil sesuatu yang bukan haknya atau mengambil property milik oranglain tanpa persetujuan pemiliknya. Property tersebut dapat berupa property fisik atau konseptual.
· Diskriminasi tidak jelas (unfair discrimination)
Perlakuan tidak adil atau penolakan terhadap orang-orang tertentu disebabkan oleh ras, agama, jenis kelamin, dan kewarganegaraan. Suatu kegagalan untuk memperlakukan semua orang dengan setara tanpa adanya perbedaan yang beralasan antara mereka yang disukai ataupun tidak.
E. FAKTOR PEBISNIS MELAKUKAN PELANGGARAN ETIKA BISNIS
Pelanggaran yang dilakukan pebisnis dilatar belakangi oleh berbagasi hal. Salah satu hal tersebut adalah untuk mencapai keuntungan yang sebanyak-banyaknya, tanpa memikirkan dampak buruk yang terjadi selanjutnya.
Faktor lain yang membuat pebisnis melakukan pelanggaran antara lain :
· Banyaknya kompetitor baru dengan produk mereka yang lebih menarik
· Ingin menambah pangsa pasar
· Ingin menguasai pasar
Dari ketiga faktor tersebut, faktor pertama adalah faktor yang memliki pengaruh paling kuat. Untuk mempertahankan produk perusahaan tetap menjadi yang utama, dibuatlah iklan-iklan sindiran pada produk lain. Iklan dibuat hanya untuk mengunggulkan produk sendiri tanpa ada keunggulan dari produk lain.
Selain dari ketiga faktor tersebut, masih banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi. Gwynn Nettler and Stealing memberikan kesimpulan tentang sebab-sebab seseorang berbuat kecurangan yaitu :
· Orang yang sering mengalami kegagalan cenderung sering melakukan kecurangan
· Orang yang tidak disukai atau tidak menyukai dirinya sendiri cenderung menjadi pendusta
· Orang yang hanya menuruti kata hatinya, bingung dan tidak dapat menangguhkan keinginan memuaskan hatinya cenderung berbuat curang
· Orang yang memiliki hati nurani(mempunyai rasa takut, prihatin dan rasa tersiksa) akan lebih mempunyai rasa melawan terhadap godaan untuk berbuat curang
· Orang yang cerdas cenderung lebih jujur dari pada orang yang dungu
· Orang yang berkedudukan menengah atau tinggi cenderung lebih jujur
· Kesempatan yang mudah untuk berbuat curang atau mencuri akan mendorong orang untuk melakukannya
· Masing-masing individu mempunyai kebutuhan yang berbeda dan karena itu menempati tingkat yang berbeda, sehingga mudah tergerak atau berbohong, berlaku curang atau menjadi pencuri
· Kehendak berbohong, main curang dan mencuri akan meningkat apabila orang mendapat tekanan yang besar untuk mencapai tujuan yang dirasakannya sangat penting
· Perjuangan untuk menyelamatkan nyawa mendorong untuk berlaku tidak jujur
Sumber
Rizkiafandi.blogspot.co.id/2013/10/etika-dalam-bisnis-tugas-1.html?m=1
Revinaseptiyanti.blogspot.co.id/2017/01/perilaku-etuka-dalam-bisnis.html?m=1
Bisnisi.com/10-contoh-etika-bisnis-yang-wajib-dimiliki-oleh-pebisnis/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar